Banyak
sekali ayat Alqur’an yang berbicara mengenai iman yang ada pada seorang muslim,
baik itu mengenai tanda-tandanya, cara berpikirnya, tindakannya, dan
kedudukannya di mata manusia dan Allah SWT. Begitu juga, jika melihat ayat-ayat
Alqur’an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Baik yang membicarakan
tentang kedudukan orang-orang yang berilmu, etika menyampaikannya, sanksi bagi
yang menyembunyikannya, dan cabang-cabangnya. Dalam realita yang diperlihatkan
kehidupan manusia, terlihat bahwa ilmu pengetahuan dan iman itu menjadi dua
bagian yang terpisah. Dalam film Life of Pi dikatakan bahwa “ ratusan tahun
yang lalu ilmu pengetahuanlah yang membuat kita memahami alam semesta,
dibandingkan dengan agama yang sudah ada 10.000 tahun sebelumnya”. Dalam
Alqur’an, Allah SWT akan memberikan rewards kepada yang beriman dan kepada yang
berilmu pengetahuan. Namun, tidak ada sanksi bagi yang tidak berilmu
pengetahuan catatan khusus 1).
Ada
pertanyaan yang menarik, dari sebuah diskusi yang dilakukan oleh SC IMM_UNIMED
yaitu apakah ada hubungan ilmu pengetahuan dengan iman ? dan apakah hubungannya
positif atau negatif. Dikatakan positif jika ilmu pengetahuan bertambah maka iman naik dan dikatakan negatif
jika ilmu pengetahuan bertambah tapi iman tidak naik. Tapi toh.., jika melihat
fakta-fakta yang ada, seperti seorang pejabat islam yang bergelar Doktor
mengambil yang bukan menjadi haknya, seorang sarjana islam yang melakukan
tindakan yang tidak berakhlak, dan malahan, penyimpangan dari semakin tingginya
ilmu pengetahuan yang dimiliki akan semakin besar efek dari perbuatannya. Inilah
hal yang menunjukkan hubungan yang negatif antara ilmu pengetahuan dan iman.
Kemudian, contoh lagi dari kajian Alqur’an surat Al Baqarah ayat 31-36,
mengenai ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada nabi Adam AS, baik
mengenai nama-nama benda dan larangan memakan buah khuldi. Namun, nabi Adam AS
melanggar larangan Allah SWT dengan memakan buah khuldi tersebut. Dalam
pelanggaran yang dilakukan oleh nabi Adam AS, itulah perbuatan atau hal yang
berkaitan dengan keimanan. Hal ini menunjukkan ilmu pengetahuan tidak berpengaruh positif dengan iman.
Dengan
tidak membandingkan nabi Allah, tapi mengambil sebuah pelajaran darinya. Pada cerita
nabi Ibrahim AS yang mencari ilmu pengetahuan untuk mengetahui siapakah Tuhan
dari alam semesta ini ?. Dan ketika Allah SWT memberikan ilmu pengetahuan
kepada nabi Ibrahim AS mengenai Tuhan alam semesta ini adalah Allah, maka imannya
pun naik dengan mantap, konsisten, dan rasionalitas, serta membawanya pada ruh
keihklasan dan kesabaran. Cerita nabi Ibrahim AS ini menunjukkan adanya
hubungan positif antara ilmu pengetahuan dengan keimanan.
Dari
beberapa fakta-fakta yang ada ini memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan belum
tentu membawa pada keimanan. Tapi ilmu pengetahuan menentukan kualitas
keimanan. Beriman dengan berilmu pengetahuan tentu menjadi sebuah keidealan
yang diharapkan.
Ilmu
pengetahuan dan iman dapat digambarkan sebagai berikut :
Angka
1 = Iman
Angka
0 = Ilmu Pengetahuan,
Angka
1> Angka 0, ini berarti seseorang yang memiliki iman lebih bernilai
(ditunjukan angka 1) daripada berilmu pengetahuan (ditunjukan angka 0). Jadi,
lebih baik tidak berilmu pengetahuan daripada tidak beriman sama sekali. Apa
pandangan Allah terhadap orang yang berilmu pengetahuan, tapi tidak beriman ?.catatan
khusus 2)
Nah
! Jika angka 1 diberikan 0 disebalah kirinya menjadi 10, ditambah lagi 0-nya
mejadi 100, tambah lagi 1.000, dan seterusnya. Kenaikan angka ini menunjukkan
adanya kenaikan nilai (kualitas). Penambahan angka 0, berarti bertambahlah ilmu
pengetahuannya yang menunjukkan bertambahlah kualitas iman/nilai iman. Tetapi,
1.000.000.000.000, jika dihapus angka 1-Nya maka menjadi 000.000.000.000 dan
itu tidak ada harganya sama sekali. Itulah sekira ilmu pengetahuan yang tidak
dibarengi dengan iman. Kendatipun begitu, Tidak saja ilmu pengetahuan yang
menjadi pengaruh terhadap iman, namun ada juga faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keimanan,
seperti hidayah, keturunan, internal, lingkungan, dll. Seperti tanyangan TV “X
factor”, begitu juga dengan iman yang dipengaruhi oleh faktor X (banyak
variable-variabel yang bisa ditempuh untuk iman).
Dalam
islam ilmu pengetahuan sifatnya universal dalam arti bahwa ilmu pengetahuan
yang dipelajari umat islam dilandaskan pada islam itu sendiri. Dalam kata lain,
keimanan menjadi landasan dalam mencari ilmu pengetahuan. Kewajiban pula bagi
seorang muslim menuntut ilmu pengetahuan sebagai upaya peningkatan terhadap
keimanan. Allah SWT, mengatakan dalam Alqur’an surat At taubah ayat 122;
“Tidak sepatutnya
bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
Orang
berilmu dengan ilmunya dapat mencerahkan orang lain, dapat pula menyesatkan
orang lain atau membuat bingung orang lain. Terkadang seorang mubaligh banyak
mengeluarkan pendapat-pendapatnya pribadi semata karena sebuah
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari umat, yang jawabannya itu diluar dari
ilmu pengetahuannya dan tidak ada pedoman universal mengenai pertanyaan
tersebut. Dengan pertimbangan daripada…daripada, ya lebih baik dijawab dengan
pendapat sendiri daripada tidak sama sekali, atau juga karena gengsi apabila tidak
dapat menjawab, atau dengan alasan-alasan yang lainnya. Yang pada pokonya berilmu
pengetahuan itu sangat penting dalam menjadikan iman itu bernilai untuk
mencerahkan diri pribadi dan orang lain sebagai kader umat, persyarikatan, dan
bangsa.
Billahi Fii Sabilil Haq
Fastabiqul
Khairat,
Oleh : Hadinata Siddiq