DEKLARASI BAITURRAHMAN

 Bismillahirrahmanirrahim 
1. Sejarah Perjalanan Ikatan dimulai dengan Dekalarasi Kota Barat, Solo, 5 Mei 1965 yang
berisikan hasrat dan tekad kami untuk mewujudkan satu wadah pembinaan generasi muda
Nasional yang kemudian kami namakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Walaupun
masih dalam usia muda, namun kami sadari, bahwa segenap idea dan cita yang dilahirkan,
dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris Nusantara yang terdahulu, yang bertekad
untuk mewujudkan satu Bangsa Indonesia yang besar dengan satu tata masyarakat yang baru
yang damai, adil sejahtera dalam naungan ridho Ilahi. Kami mengemban idea dan cita yang
dikembangkan oleh K.H.A Dahlan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Kami mendukung
dan mengemban pula segenap idea dan cita yang didengungkan pada proklamasi 17 Agustus
1945, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pada hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908,
bahkan idea dan cita yang diperjuangkan oleh para Pahlawan Nasional yang terdahulu.
 
2. Deklarasi Kota Garut, 28 Juli 1967, berisikan hasrat dan tekad kami untuk menjadikan ikatan
sebagai aparat pembaharu, satu proses yang selalu dituntut oleh satu bangsa ataupun satu
kaum yang selalu menginginkan kemajuan. Demikian pula kami tegaskan dalam deklarasi
tersebut, satu identitas kepribadian ikatan yang menuntut setiap pendukung ikatan untuk
membekali dan melengkapi dirinya dengan kemantapan aqidah serta dengan kematangan
intelektual, sebab kami yakin bahwa tantangan kehidupan masa kini dan mendatang hanya
akan bisa dijawab oleh pribadi-pribadi yang matang, dewasadalam keharmonisan serta
perpaduan antara aqidah dan intelektualitas. 
3. Di tengah-tengah kepanikan umat dewasa ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan
sumber-sumber alam yang tak tergantikan serta lingkungan hidup, maka kami berpendapat
bahwa sebenarnya dibalik segala krisis yang disadari atau tidak, diakui atau tidak justru
merupakan krisis utama, yakni krisis kemanusiaan. Tanpa diakuinya krisis kemanusiaan ini,
maka krisis-krisis tersebut di depantadi akan merupakan lingkaran setan tanpa akhir. Krisis
kemanusiaan ini timbul akibat modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat dipaksakannya
suatu sistem hidup yang kurang memperhatikan faktor waktu, tempat dan kemampuan,
dengan hanya mementingkan tujuan-tujuan jangka pendek. Krisis ini mulai timbul akibat
cara berfikir yang terlalu rational dan mekanis sebagai bagian dari suatu program hidup yang
pragmatis, materialistis, dimana manusia menjadi semakin kehilangan cakrawala hidup dan
idealismenya. Oleh karena itu ikatan menyadari bahwa disamping tugas dan kewajiban kita
untuk memberikan sumbangan dalam wujud sarana-sarana fisik di dalam pembagunan
bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula untuk memberikan
sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang tidak saja
berilmu dan berkemampuan ketrampilan tapi juga memiliki sikap/sistem nilai budaya yang
insani yang akan mampu memberikan arah, struktur dan percepatan yang proporsional dalam
pembangunan 
4. Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan
Undang-undang 45 dan Pancasila, ikatan beranggapan bahwa azas kekeluargaan dalam
demokrasi Pancasila seyogyanya tidak diartikan sebagai suatu status hierarkis administrasi
pemerintahan, melainkan sebagai suatu bentuk persaudaraan yang universal yang bernilai
filosofis. Kaum muslimin Indonesia mempunyai tanggungjawab moral untuk memberikan
sumbangan yang berwujud satu perangklat sistem nilai yang tangguh  yang kita gali dari
khasanah sistem iman dan islam bagi dasar filasafat persaudaraan universal yang tersebut di
atas. 
5. Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi dalam sejarah kehidupan
umat manusia itu. Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu
dan tempat, didorongkan atau dilaksanakan baik dalam arah, struktur maupun faktor
percepatannya. Diperlukan suatu kemampuan, keuletan serta seni untuk dapat membawakan
diri dalam segala macam bentuk perubahan tersebut di atas agar peran dan fungsi ikatan
sebagai aparat Islamiah dan amar mahasiswa’ruf nahi mungkar tidak berhenti
karenanya.Dalam keadaan semacam itu jangan sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah
serta gairah maupun dinamika hidup perjuangannya. Kami generasi awal yang telah
mengantar kelahiran dan perjalanan hidup ikatan sampai hari ini dan kami generasi penerus


yang kini memegang pimpinan kembali ikatan senantiasa bertekad untuk mengemban
amanah perjuangan ini demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam masyarakat yang
selalu berubah dan berkembang.  Semarang, 25 Desember 1975 M / 27 Zulhijjah 1395 H 
Comments
0 Comments

0 comments: